•  - 
    English
     - 
    en
    Indonesian
     - 
    id

AWAS, MSG BERPENGARUH PADA TUBUH MANUSIA

Bagi sebagian orang, perasa makanan atau penguat rasa makanan merupakan suatu hal wajib untuk dibubuhkan pada setiap sajian makanan olahan yang berada di masyarakat, terutama pada makanan siap saji atau makanan instan baik berbentuk cair maupun padat. Namun ada pula masyarakat yang antipati terhadap perasa makanan atau penguat rasa makanan.

Berbagai macam alasan masyarakat antara pro dan kontra tentang penggunaan perasa makanan terhadap sajian hidangan yang dikonsumsi sebagai hari, salah satu perasa yang sering digunakan adalah Vetsin alias micin bin Monosodium Glutamate (MSG), salah satu zat penguat rasa yang ditemukan oleh pakar kimiawi berkebangsaan Jepang.

Dahsyatnya rasa vetsin alias MSG ini dikatakan bagi sebagian masyarakat bisa membuat masakan menjadi lebih enak dan sedap, namun apakah dampak yang terjadi jika manusia belebihi kapasitas dalam penggunaan penguat rasa seperti vetsin micin alias MSG, terutama pada bayi dan anak-anak usia produktif.

Widhi Dyah Sawitri, Ph.D. Dosen peneliti CDAST Universitas Jember Menjelaskan ” MSG diproduksi dari proses fermentasi. Ada beberapa bakteri yang bertugas mengkonversi molase atau pati hidrolisat sehingga menjadi 1-glutamic acid dan itulah yang dapat menambahkan rasa yang enak”, katanya.

Widhi menambahkan “dari catatan literatur pada penelitian Prof. Ikeda beserta perkembangannya, jika MSG dikonsumsi secara efisen dan terukur maka aman, karena belum ada kejadian yang berhubungan tentang penggunaan MSG secara kontinue dalam tingkat kewajaran, meskipun banyak artikel yang menyatakan turunan penyakit yang disebabkan penggunaan MSG”, tambahnya.

Senada dengan hal tersebut Sri Wahyuni, S.KM. mahasiswa program Studi Magister Ilmu Kesehatan Masyarakat dalam artikelnya “DAMPAK MSG BAGI KESEHATAN ANAK”, membandingkan tingkat kewajaran pada penggunaan MSG bagi orang dewasa dan anak anak, menurut usia, pertumbuhan, ketahanan tubuh.

“perbedaan antara orang dewasa dan anak anak amatlah jauh, Orang dewasa punya ketahanan yang lebih tinggi terhadap dampak negatif MSG, tetapi tidak demikian dengan anak kecil. Oleh karena itu alangkah bijak jika kita mempertimbangkan dengan baik makanan seperti apa yang akan kita dan buah hati konsumsi”, Ungkapnya.

Jadi menurut Sri Wahyuni Usia anak-anak atau masa pertumbuhan lebih sensitif terhadap efek MSG dibanding usia dewasa. Sri Wahyuni menyarankan bagi para orang tua agar ekstra ketat menjaga konsumsi MSG pada anak. Terlebih pada makanan pabrikan, karena rerata yang dikonsumsi untuk anak kecil saat ini secara umum sudah mengandung MSG.

Sri Wahyuni mencontohkan “makanan yang memiliki kandungan vetcin atau MSG diantaranya berbagai macam snack pabrikan dan jajanan yang dijual saat jam sekolah, hal tersebut yang membuat orang tua tidak bisa mengkontrol makanan yang dikonsumsi”, katanya.

Sri Wahyuni menyarankan untuk lebih spesifik dalam memberikan asupan makanan pada anak usia produktif.

“Berikan jajanan yang sehat terhadap anak-anak dan hindari snack-snack pabrikan ataupun jajanan bebas saat sekolah yang diduga banyak mengandung vetsin”, tandasnya.(ysk)