•  - 
    English
     - 
    en
    Indonesian
     - 
    id

“KEPO HARI BUMI” Part II. Regulasi Kebijakan Pemerintah, Mengurangi Kerusakan Alam.

index

Bumi sudah tua, kepadatan penduduk mulai nampak, apalagi di kota-kota besar dengan lahan minim untuk perkampungan penduduk, lahan terbuka hijau makin berkurang atau bahkan tidak ada, padahal sangatlah penting bagi daerah perkotaan untuk memiliki lahan terbuka hijau. Disamping lahan tersebut bisa digunakan sebagai sarana rekreasi “gratisan” bagi masyarakat, lahan terbuka hijau yang notabenenya diaplikasikan untuk mengurangi dampak polusi yang terjadi.

Kurangnya lahan hijau harus menumbuhkan suatu inovasi-inovasi dari pemerintah untuk mengurangi kerusakan alam yang berdampak pada rasa nyaman bagi masyarakatnya, dan kekompakan dari seluruh elemen mulai dari tingkat atas hingga kebawah sangat diperlukan untuk dapat melaksanakan seluruh kegiatan pelestarian alam. Begitu Dr. Isa Ma’rufi, S.KM., M.Kes. mengungkapkan.

Ketua Program Studi Magister Ilmu Kesehatan Masyarakat ini menambahkan “regulasi kebijakan sangat penting, sebagai dasar untuk mengatur pencegahan kerusakan alam”. Isa mencontohkan beberapa kegiatan yang membutuhkan regulasi kebijakan pemerintah, hal ini dilakukan karena dimungkinkan memiliki dampak merusak alam, salah satunya adalah masalah Reklamasi laut Jakarta.Regulasi dikuatkan untuk mencegah terjadinya kerusakan alam tersebut, ketika regulasi sudah dibuat, diterapkan, dan harus ditaati bersama.

Tidak hanya bumi saja, air, udara, tanah juga yang mengalami kerusakan, banyak pencemaran yang terjadi mulai hulu sampai hilir, “sekarang banyak terjadi pabrik yang langsung mengalirkan limbah ke sungai, akibat penggunaan pupuk berlebih juga menentukan, limbah rumah tangga yang langsung dibuang dan tidak terurai dengan tanah” begitu ungkapan Dr.Isa. Pelaksana Lapangan FORJES (Forum Jember Sehat, Red) ini mencontohkan secara konkrit kerusakan alam dan lingkungan yang ada disekitar kita adalah penggunaan detergen atau sabun mandi yang ternyata sulit terurai air dan tanah hingga berakibat pencemaran tanah dan air.

Dr. Isa Ma’rufi sebagai akademisi, peneliti sekaligus sebagai pemerhati lingkungan ini lebih jauh menjelaskan tentang kerusakan alam dan efeknya, beliau juga menjelaskan tentang fenomena pemanasan global yang menjadi isu global. Dari salah satu penyebab sering kalinya kesehatan masyarakat terganggu adalah pemanasan global, awal mula untuk mengatasi efek kerusakan alam dan lingkungan serta efek pemanasan global, kita sendirilah sebagai individu yang harus melakukan. Sebagai contoh awal untuk mengurangi masalah kerusakan lingkungan, ”kita sebagai individu melakukan hal-hal kecil untuk mengurangi kerusakan lingkungan” katanya, dalam penumbuhan inovasi tentang mengurangi kerusakan alam banyak cara yang dilakukan meskipun itu secara sederhana, Isa juga  menyatakan dengan menanam pohon di sekitar rumah, “kerusakan alam dapat diperkecil contohnya dengan menanam pohon di lingkungan rumah” imbuhnya.

Kerusakan bumi yang menyebabkan pemanasan global dan bentuk konkritnya adalah terganggunya kesehatan yang terjadi di masyarakat karena efek terakhir adalah manusia itu sendiri, pengendapan toksin dalam tubuh menyebabkan sering kalinya manusia terserang penyakit dan rendahnya imunitas atau daya tahan tubuh dan efek radiasi yang terjadi akibat pemanasan global saat ini, merupakan suatu faktor yang luar biasa banyak penyakit turunan yang disebabkannya. dalam ungkapannya Dr. Isa mengatakan “Sering kali kita melihat masyarakat yang terserang ISPA (Infeksi Saluran Pernafasan Akut) ini menunjukan bahwa udara kita sendiri sudah mulai tercemar dan menimbulkan penyakit didalamnya”, katanya.

Dari efek pemanasan global sendiri, dijelaskan Dr. Isa bahwa,” pemanasan global ini terjadi akibat pencemaran, dan tingginya zat yang dibawanya sendiri dan tidak bisa terurai di sekeliling, akibatnya sinar matahari bisa masuk ke bumi akan tetapi  dari pantulan tersebut tidak kembali ke atas”. Dan dari masuknya sinar matahari yang berlebih tersebut bisa menyebabkan berbagai macam efek, “akibat dari radiasi efek jangka rendah bisa pusing–pusing, mata rabun, jika jangka panjang bisa menyebabkan penyakit kanker, karena radiasi bisa mempengaruhi perubahan genetik pada tubuh kita”.imbuhnya

Dari hal tersebut Dr Isa Ma’rufi menyarankan untuk itu semua pertama dilakukan dari diri kita serta advokasi kepada birokrasi dan masyarakat tentang pentingnya mencintai bumi, dan manfaatnya untuk melestarikan bumi. Di waktu yang terpisah Dony Setiawan, salah satu mahasiswa Program Studi Magister Ilmu Kesehatan masyarakat Program Pascasarjana Universitas Jember, “penyelamatan bumi berarti berarti menyelamatkan kesehatan masyarakat itu sendiri” kita sendiri sebagai individu harus mampu mewujudkan”.imbuhnya

Pelaksanaan advokasi yang dilakukan Dr. Isa dan FORJES yang beranggotakan para kader, dan relawan dari kalangan akademisi, dokter, penyuluh kesehatan dan yang lebih utama dari kalangan mahasiswa Strata Satu Fakultas Kesehatan Masyarakat dan mahasiswa Strata Dua Ilmu Kesehatan Masyarakat Universitas Jember merupakan bentuk nyata untuk menyelamatkan bumi dan mengurangi efek pemanasan global berbasis kemasyarakatan.

Meskipun Dr. Isa Ma’rufi belum punya keinginan untuk memasukan aksi-aksi sosial yang dilakukan sebagai bahan penelitian ataupun dijadikan suatu penelitian yang berbentuk tesis untuk mahasiswa S2 Ilmu Kesehatan Masyarakat yang di kelolanya selaku Ketua Program Studi Magister Ilmu Kesehatan Masyarakat Program Pascasarjana Universitas Jember namun Isa Ma’rufi bercita-cita bahwa kedepannya semoga bisa menjadi bahan tesis bagi mahasiswanya.(ysk)

Tags