•  - 
    English
     - 
    en
    Indonesian
     - 
    id

Ketua APIKI Dr. Ir . Mahawan Karuniasa, M.M. menyampaikan “Pendekatan Interdisipliner untuk Mitigasi dan Adaptasi Perubahan Iklim” pada acara Kuliah Umum di Pascasarjana Universitas Jember.

Direktur Pascasarjana Universitas Jember Prof. Dr. Ir. Rudi Wibowo, M.S bersama Narasumber Ketua APIKI Dr. Ir . Mahawan Karuniasa, M.M.

Senin, 9 Desember 2019, Program Studi Magister Pengelolaan  Sumberdaya Alam dan Lingkungan  (PSDAL) Pascasarjana Universitas Jember bekerjasama  dengan Kelompok Riset Pengendalian Perubahan Iklim  (Keris PPI) Universitas Jember mengadakan kuliah umum dengan tema “Pendekatan Interdisipliner Untuk Mitigasi dan Adaptasi Perubahan Iklim” dengan Narasumber  Dr. Ir . Mahawan  Karuniasa, M.M. Ketua Umum jaringan ahli perubahan iklim dan kehutanan Indonesia (APIKI) yang merupakan jaringan yang terdiri dari 485 anggota dari 106 universitas dan lembaga bertempat di Aula lantai 3 Gedung Pascasarjana Universitas Jember.

Acara ini dihadiri oleh Direktur Pascasarjana Universitas Jember Prof. Dr. Ir. Rudi Wibowo, M.S , KPS Magister PSDAL Dr. Ir. Luh Putu Suciati, M.Si, Ketua Pelaksana Kegiatan Sukron Ramadhona serta peserta dari Dosen dan Mahasiswa berbagai Program Studi dilingkungan Universitas Jember.

Menurut Ketua Pelaksana Kegiatan Sukron Romadhona bahwasanya kegiatan ini berkaitan dengan tema pendekatan interdispliner untuk mitigasi dan adaptasi perubahan iklim yang bertujuan menyampaikan bagaimana keterkaitan perubahan iklim bisa disosialisasikan kepada akademisi, “kegiatan ini sangat berkaitan erat dengan isu-isu pemanasan global saat ini”, katanya.

Sementara itu  Prof. Dr. Ir. Rudi Wibowo, M.S dalam sambutannya mengatakan bahwa kuliah umum ini dirangkai dengan focus group discussion dengan mengambil tema yang berkaitan dengan lingkungan.

“lingkungan sangat berkaitan dengan banyak ilmu, sehingga banyak orang menyebut multidisiplin, interdisiplin dan transdisiplin, pemahaman terhadap hal itu perlu menjadi diskusi antara dosen dan mahasiswa karena menyangkut program pengembangan pembelajaran, tri dharma dan riset untuk kedepannya”,tuturnya.

“Mendorong mahasiswa dari berbagai bidang ilmu dengan melihat lingkungan dari masing-masing keilmuan mereka serta mengkolaborasi didalam kehidupan kita yang dari hari ke hari dihadapkan pada pemanasan global , Universitas Jember telah melakukan berbagai hal terkait lingkungan diantaranya saat Dies Natalis Universitas Jember ke 55 Rektor Universitas Jember memberikan hadiah bagi unit kerja yang memberikan dampak positif bagi lingkungan dengan penghitungan karbonnya’,imbuhnya.

Dr. Ir . Mahawan  Karuniasa, M.M dalam materinya menyampaikan pemaparan Isu Perubahan Iklim Global merupakan isu yang menarik perhatian dunia. Dampak perubahan iklim yang sudah mulai terjadi adalah fenomena es di kutub-kutub bumi meleleh yang menyebabkan permukaan air naik sehingga menyebabkan banjir. Selain itu perubahan iklim menyebabkan cuaca ektrim yang sulit ditebak.

“Perubahan iklim merupakan sesuatu yang harus diselesaikan bersama. Respon politik dunia internasional terhadap perubahan iklim dimulai dengan penetapan Konvensi Kerangka Kerja PBB yang tentang Perubahan Iklim atau United Nations Framework Convention on Climate Change (UNFCCC) pada tahun 1992. Konvensi ini dibuat untuk mengambil berbagai tindakan yang bertujuan untuk menstabilkan konsentrasi gas rumah kaca (GRK) di atmosfer. Kini konvensi ini telah ditandatangani 195 negara yang berkomitmen di dalamnya”, jelasnya.

Selanjutnya Dr. Ir . Mahawan  Karuniasa, M.M memaparkan lebih luas bahwa Pada Konferensi Perubahan Iklim ke 25 (conversion of the parties/ COP) di Gedung IFEMA, Madrid, Spanyol, 1 Desember 2019 disepakati setiap negara berkewajiban membuat aksi nyata dan mau tidak mau semua terlibat mengurangi pemanasan global dengan melibatkan semua pihak dan ditulis pada Artikel 6 perjanjian paris (paris agreement). Perjanjian Paris bertujuan untuk mempromosikan pendekatan terpadu, holistik dan seimbang yang akan membantu pemerintah sebuah negara dalam mengimplementasikan National Determination Contribution (NDC) mereka melalui kerja sama internasional sukarela.

Mekanisme kerja sama ini, jika dirancang dengan baik, akan memudahkan pencapaian target pengurangan dan meningkatkan akan semakin meningkat ambisi sebuah negara dalam pengurangan emisi karbon. Secara khusus, Artikel 6 juga dapat membentuk landasan kebijakan untuk sistem perdagangan emisi, yang dapat membantu mengarah pada harga global untuk karbon. Berdasarkan tujuan bersama UNFCCC disepakati bahwa dampak perubahan iklim sampai dengan tahun 2030 harus di bawah 1,5oC atau total emisi karbon maksimal adalah 25 giga ton. Total emisi karbon dunia pada tahun 2018 sebesar 55,3 giga ton dan apabila tidak dilakukan tindakan atau aksi nyata pengurangan karbon maka diprediksi pada tahun 2030 berkisar 60-70 giga ton.

Indonesia menetapkan pengurangan emisi gas karbondioksida sebesar 29% pada tahun 2030 atau setara dengan emisi sebesar 834 mega ton. Apabila tidak dilakukan aksi untuk mengurangi emisi maka total emisi karbon di Indonesia sebesar 2,87 giga ton. Di Indonesia sendiri memiliki strategi tersendiri dalam upaya perubahan iklim global. Strategi terdiri dari 9 tahap mulai dari pengembangan ownership dan komitmen, pengembangan kapasitas hingga implementasi NDC dan pemantauan serta review NDC. Pada tahun 2020 Indonesia akan menerapkan model NDC pada tingkat Provinsi dan tingkat Kabupaten/Kota. Selain itu dalam pengembangan kapasitas menggunakan pendekatan interdisiplin dimana dalam pemecahan suatu masalah dengan menggunakan tinjauan berbagai sudut pandang ilmu serumpun yang relevan atau tepat guna secara terpadu.

Pembangunan Nasional dalam menanggapi dampak perubahan iklim haruslah berkelanjutan secara ekonomi, ekologi dan sosial. Secara ekonomi aturan yang dibuat haruslah meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Dari sisi ekologi penangganan dampak perubahan iklim harusnya tidak merusak indeks kualitas lingkungan. Dari sisi sosial pembangunan dalam penangganan perubahan iklim harusnya tetap meningkatkan kebahagiaan masyarakat.

Kuliah umum dilanjutkan dengan diskusi roundtable roadmap penelitian lingkungan terkait mitigasi dan adaptasi perubahan iklim (Selasa, 10 Desember 2019). Selain staf pengajar dari Prodi PSDAL, bergabung juga beberapa kelompok riset. Roadmap penelitian lingkungan terkait dengan isu karbon netral dengan cara pembangunan rendah karbon (PRK), teknologi mitigasi dan adaptasi untuk climate change dan soil change. Roadmap tersebut akan diwujudkan dalam bentuk penelitian, pengabdian dan memperkaya bahan ajar bagi mahasiswa yg berbasis pada aspek interdisipliner.

diskusi roundtable roadmap penelitian lingkungan terkait mitigasi dan adaptasi perubahan iklim.

(fauzan/har)