•  - 
    English
     - 
    en
    Indonesian
     - 
    id

Manfaatkan Limbah Jagung (Tongkol) Menjadi Pupuk Organik.

Kelompok Riset (KeRis) Soil Biodiversity and Fertility (SBF) Universitas Jember  yang beranggotakan Dr. Ir. Sugeng Winarso, M.Si., Dr. Ir. Marga Manadala, MP.,, Ayu Puspita Arum, S.TP., M.Sc., dan Dr. Isa Ma’rufi, M.Kes  kembali mengadakan kegiatan Pengabdian Masyarakat secara berkelanjutan didesa Karangrejo Kecamatan Gumuk Mas Jember,  20/3/2019 bertempat dirumah ketua kelompok Tani Mulyo 06, Asrofi.

Melanjutkan hasil pertemuan Focus Group Disscusion (FGD) tentang Penerapan Standar Nasional Indonesia (SNI 6729:2016) pada Wirausaha Pertanian Organik untuk Meningkatkan Pendapatan dan Mendukung Desa Wisata Ramah Lingkungan yang bertempat di balai Desa Karangrejo Kecamatan Gumuk Mas Jember ( 13/1/2019) yang dimana waktu itu masyarakat meminta kepada Kelompok Riset (KeRis) Soil Biodiversity and Fertility (SBF) Universitas Jember untuk memberikan ilmu terkait pemanfaatan tongkol jagung yang selama ini kurang dimanfaatkan petani menjadi hal yang bermanfaat.

Menjawab tantangan tersebut Kelompok Riset memberikan solusi untuk memanfaatkan tongkol jagung menjadi pupuk organik.

“tongkol jagung yang sekarang banyak dan kurang memberikan manfaat akan kita buat menjadi biochar sebagai bahan baku pupuk. Mengapa biochar karena merupakan bahan yang tahan lama atau C tidak menjadi sumber pemanasan global (CO2) tetapi sangat bagus untuk media tanaman. Akan tetapi biochar bukan bahan yang kaya makanan untuk tanaman dan mikroorganisme (N, P, K, dsb) maka perlu kita tambahkan nutrisi yang bermanfaat bagi tanaman”,ungkap Sugeng Winarso.

Desa Karangrejo secara umum memiliki potensi pertanian, perternakan dan wisata.

“Kalau potensi sangat besar, hanya potensi ini akan menjadi nyata dan bermanfaat kalau kita bersama (khususnya petani atau masyarakat karangrejo) yang fokus dan lebih besar aksinya dalam mewujudkan. Saat ini berdasarkan hasil kegiatan pertama belum ke arah pertanian organik, sama dengan daerah-daerah lain yaitu tergantung besar pada masukan bahan-bahan anorganik”, jelasnya.

“Kami ingin berbagi dan memberikan manfaat untuk sesama, seperti ajaran agama kita Selama ini ilmu saya atau Tim lebih banyak diberikan ke mahasiswa, yang merupakan tugas pokok saya dan Tim, kini ilmu ini akan kami bagi bersama masyarakat Karangrejo”,imbuhnya.

Sementara itu ketua kelompok tani Asrofi mengatakan” bersyukur dengan kehadiran TIM Universitas Jember sehingga kita bisa menimba ilmu yang diharapkan memberikan manfaat bagi pertanian secara khusus didesa Karangrejo”.

“ Kami ingin adanya kerjasama yang berkelanjutan sehingga kita bisa mewujudkan secara bersama menjadi desa mandiri”, pungkasnya.(har/irfak)

 

Tags