Beri Kuliah Umum di Pascasarjana UNEJ, Prof. Luchman Hakim Pakar Lingkungan Universitas Brawijaya Ajak Mahasiswa Peduli Lingkungan

Kamis, 19 Desember 2019, Pascasarjana Universitas Jember mengadakan kegiatan kuliah umum dengan tema “Pendekatan Interdisipliner dalam Pengelolaan Sumberdaya Hayati dan Ekosistem melalui Optimasi Jasa Lingkungan” dengan Narasumber  Prof. Luchman Hakim pakar lingkungan Universitas Brawijaya yang juga berperan aktif dalam pengembangan ekotourism di Malang.

Prof. Luchman Hakim pakar lingkungan Universitas Brawijaya yang juga berperan aktif dalam pengembangan ekotourism di Malang saat memberikan kuliah umum (19/12/2019) dihadapan Dosen, perwakilan kelompok riset dan mahasiswa berbagai Program Studi Doktor dan Magister dilingkungan Universitas Jember.

Acara ini dihadiri oleh Wakil Direktur II Pascasarjana Universitas Jember Dewi Prihatini, P.hD. , Ketua Pelaksana Kegiatan Dr. Luh Putu Suciati serta peserta dari Dosen, Perwakilan kelompok riset dan Mahasiswa berbagai Program Studi Doktor dan Magister dilingkungan Universitas Jember.

Menurut Ketua Pelaksana Kegiatan Dr. Luh Putu Suciati bahwasanya  dalam pengelolaan lingkungan haruslah berorientasi terhadap 3 aspek yaitu aspek fisik (lingkungan), ekonomi dan sosial serta perlu pendekatan interdisipliner dalam pengelolaan sumberdaya hayati dan ekosistem agar terjadi optimalisasi jasa lingkungan.

Dewi Prihatini, Ph.D, dalam sambutannya menyampaikan bahwa Lingkungan merupakan isu strategis untuk dibahas, PBB juga menetapkan sampai dengan tahun 2030 segala bentuk Pembangunan haruslah berkelanjutan dari segi lingkungan. Maka dari itu, untuk kedepannya salah satu program studi Pascasarjana UNEJ akan lebih mengarah kepada faktor lingkungan. “Diharapkan dengan adanya kuliah tamu ini, mendorong mahasiswa dengan berbagai bidang ilmu dengan melihat lingkungan dari masing-masing keilmuan mereka serta mengkolaborasi didalam kehidupan kita dan mampu mengelola sumberdaya alam secara optimal” tuturnya.

Prof. Ir . Luchman Hakim, S.Si., M.Agr.Sc., Ph.D dalam materinya menyampaikan bahwasannya problem utama dalam masyarakat kaitannya dengan pengelolaan lingkungan adalah aspek ekonomi. Selain itu faktor ekonomi kebanyakan masyarakat juga acuh terhadap kondisi lingkungan selama mereka mendapatkan apa yang mereka inginkan.

Permasalahan terkait lingkungan sangat kompleks dan sifatnya saling berkaitan satu dengan yang lain. Untuk menyelesaikannya memerlukan cara berfikir yang holistik atau menyeluruh dan mencari hubungan-hubungan antar isu-isu yang terkait. “lingkungan sangat berkaitan dengan banyak ilmu, sehingga dalam menanggani permasalahan lingkungan haruslah mengunakan cara berfikir interdisiplin”,katanya.

“cara berfikir interdisiplin merupakan cara berfikir dimana problem nyata yang kompleks membutuhkan integrasi berbagai disiplin ilmu dalam pemecahannya. Sifat dari cara berfikir interdisiplin adalah Join dan interaktif” imbuhnya.

Lingkungan memiliki nilai/jasa salah satunya adalah sebagai tempat rekreasi. Sebagai orang dengan cara berfikir interdisipliner maka kita wajib memperhatikan tiga hal dalam proses pembukaan lingkungan sebagai tempat rekreasi (ecotourism). “pertama, bahwa ecotourism haruslah memiliki nilai ekonomi dalam hal ini menambah penghasilan masyarakat. Kedua ecotourism haruslah mampu meningkatkan pengetahuan bagi wisatawan dan mengedukasi wisatawan untuk menjaga alam. Ketiga adalah ecotourism haruslah menjaga dan tidak merusak lingkungan tersebut.” ungkapnya.

Pendekatan ke masyarakat agar mereka mau mengelola lingkungan salah satunya adalah dengan penerapan arboretum. Arboretum adalah semacam kebun botani yang mengkoleksi pepohonan. Dalam taman botani, tumbuhan koleksi dipelihara dan diberi keterangan nama dan beberapa informasi lainnya yang berguna bagi pengunjung. Dua tambahan penting bagi suatu kebun botani adalah perpustakaan dan herbarium. Dalam hal ini masyarakat sekitar akan merasakan manfaat ekonomi adanya ecotourism dan bagi wisatawan lebih mengenal tentang kekayaan alam serta tetap menjaga kelestarian lingkungan.(fauzan/har)