28 Oktober ditetapkan sebagai hari yang bersejarah, dan saat itu 88 tahun lalu pemuda pemudi Indonesia melakukan gerakan dan bersumpah hanya memiliki satu tanah air, satu bangsa dan satu bahasa sebagai bentuk kecintaan pada tanah air dan bangsa.
Kegigihan pemuda kala itu juga masih ada jaman sekarang. Ahmil Sholeh, tercatat sebagai mahasiswa Magister Bioteknologi angkatan ke dua tahun 2016/2017. Pemuda asli situbondo ini cukup dikatakan ulet. Bagaimana tidak, lajang berstatus calon Magister tersebut didaulat sebagai takmir mushola dan keseharian hidup dia lakukan di mushola Perum Dosen Universitas Jember Tegal Gede Jember.
“saya sekarang tidurnya di Mushola At Taqwa, Perum Dosen Karang Setra Tegal Gede, jadi takmir mushola”, katanya.
Kesederhanaan untuk hidup dilakukan untuk mengejar impiannya, Alumni Fakultas MIPA Universitas Jember angkatan 2010 ini menyatakan untuk mengejar gelar Magister itu butuh perjuangan, “bukan karena tidak punya uang untuk bayar kos saya tidur di mushola, tapi ingin lebih berkonsentrasi dengan pendidikan dan dekat kepada Allah SWT”, katanya. “ semua butuh perjuangan, kalau jaman dulu bawa senjata tapi sekarang tugasnya disuruh belajar kan enak” tambahnya.
Ahmil memiliki motivasi untuk terus berprestasi ditengah kekurangan fasilitas dengan konsep kemandirian untuk memacu kualitas pendidikan yang baik prospek untuk kerja yang lebih baik. Peraih IPK 3,49 saat Strata satu di FMIPA Universitas jember ini juga berkeinginan meneruskan dan mengembangkan usaha orang tuanya yang memiliki usaha krupuk di daerah Jangkar Kabupaten Situbondo.
“selain kegiatan kuliah dan jadi takmir mushola, saya ingin meneruskan dan mengembangkan usaha orang tua”, katanya.
Ahmil juga salah satu mahasiswa Strata Dua Magister Bioteknologi yang mendapatkan beasiswa bebas UKT dari Universitas Jember ini juga memiliki konsistensi kepada penelitian yang digelutinya mulai Strata satu tentang masalah tanaman tebu dengan judul Skripsi Deteksi Molekuler SCMP Pada Tanaman Tebu dan diteruskan pada proposal tesis yang telah dibuatnya tentang meneliti masalah virus tanaman dan transformasi gens dengan judul Tanaman Tebu Antivirus Dengan Pendekatan RNA Interference.
“alhamdulilah saya dapat beasiswa bebas UKT dari Universitas Jember saya harus semangat kuliah, dan saya akan melanjutkan penelitian saya tentang tebu”, ungkapnya. “Strata Satu saya mengambil judul deteksi molekuler SCMP pada tanaman tebu dan saat ini saya kemungkinan besar tentang virus tanaman tebu dan transformasi gens berjudul tanaman tebu antivirus dngn pendekatan RNA interference”, tambahnya.
Pemuda umur 24 tahun yang mengidolakan sosok Dahlan Iskan ini juga memiliki motivasi untuk teman seangkatan dan pemuda Indonesia saat ini.
“Pemuda saat ini harus meningkatkan kualitas dan fokus dalam bidangnya, Contohnya dalam penelitian dan lain sebagainya harus fokus dalam linieritas harus tetap terjaga dari kefokusan itu akan timbul kualitas kerja yang bagus dan nantinya kedudukan akan mengikuti”, katanya.
“Sifat keterbatasan kekeurangan fasilitas dan padatnya kegiatan merupakan pembentukan karakter karena penting dalam dunia kerja, Dahlan iskan dalam bukunya berpendapat orang yang hebat dilahirkan dari tekanan keterbatasan dan air mata, jadi kekurangan itu jangan dijadikan hambatan untuk mencapai impian dan prestasi”, imbuhnya. Selamat Hari Sumpah Pemuda, 28 Oktober 2016. (hr/ysk)