Kegiatan Outbreak Response Immunization (ORI), suatu kegiatan yang diadakan untuk memutus mata rantai penyakit, kegiatan yang disponsori oleh Dinas Kesehatan Kabupaten Jember setelah mendapatkan resume dari berbagai pihak terkait tentang suatu wabah yang telah dinyatakan KLB. Petunjuk laporan yang dikumpulkan dari beberapa Puskesmas sebagai bahan bukti otentik sebagai bentuk responsif untuk menerjunkan tim penanggulangan penyakit.
Kustin, salah satu anggota tim Outbreak Response Immunization (ORI) dari Program Studi IKM, Program Pascasarjana Universitas Jember menuturkan “Outbreak Response Immunization (ORI akan bergerak setelah ada laporan atau bila ditemukan satu penderita yang didiagnoses oleh dokter sebagai klinis penyakit menular atau konfirmasi maka dianggap sebagai Kejadian Luar Biasa (KLB) sehingga dilakukan konfirmasi difteri, yaitu pemberian imunisasi booster”.
Kustin juga mengungkapkan “pemberian imunisasi booster oleh tim Outbreak Response Immunization (ORI), difungsikan sebagai cara untuk memberikan imunisasi ulang dan menyeluruh dan terbatas pada daerah dan obyek, dengan fungsi untuk meningkatkan kekebalan tubuh”, tuturnya.
“Sedangkan ORI sendiri ialah imunisasi yang dilakukan dalam penanganan KLB (Kejadian Luar Biasa). Dilaksanakan pada daerah yang terdapat kasus PD3I (Penyakit yang Dapat Dicegah Dengan Imunisasi), sasarannya adalah anak usia 9 bulan hingga 15 tahun. Melakukan ORI terbatas di wilayah sekitar KLB, sesaat KLB tersebut terjadi”, ungkapnya.
Kustin mencontohkan ”kejadian yang dinyatakan sebagai KLB saat ini adalah campak, polio yang teridentifikasi dibeberapa tempat di suatu daerah. Kegiatan yang dilakukan tanpa terbatas waktu tersebut atas dasar analisis epidemiologi atau mempertimbangkan penyebaran virus difungsikan memutus rantai penularan KLB, tanpa memandang status imunisasi, untuk meningkatkan antibody terhadap virus”, tuntasnya.(ysk)