PENYUSUNAN PROFIL DESA MENUJU PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN DI DESA WONOASRI KECAMATAN TEMPUREJO KABUPATEN JEMBER

Tujuan pembangunan berkelanjutan sudah menjadi komitmen global dengan prinsip utama no one left behind. Universitas Jember juga berkomitmen untuk mendukung tercapainya tujuan pembangunan berkelanjutan melalui peran tri darma perguruan tinggi. Upaya mendukung tercapainya tujuan tersebut, maka Kelompok Riset Tujuan Pembangunan Berkelanjutan Universitas Jember mengadakan survey di beberapa tipologi desa untuk merekam kesiapan desa menuju tujuan pembangunan berkelanjutan yang harus dipenuhi sampai tahun 2030.

Sebagai bagian dari upaya mempersiapkan profil desa menuju pembangunan berkelanjutan di Kabupaten Jember, maka Tim Kelompok Riset “Tujuan Pembangunan Berkelanjutan” yang diwakili oleh Dr. Luh Putu Suciati,S.P,M.Si dan Budhy Santoso, S.Sos, M.Si, Ph,D melakukan diskusi dengan perangkat desa dan perwakilan masyarakat desa Wonoasri, Kecamatan Tempurejo Kabupaten Jember. Karakteristik desa Wonoasri yang merupakan salah satu desa penyangga Taman Nasional Meru Betiri menjadi daya tarik utama. Selain itu Desa Wonoasri merupakan desa mitra Universitas Jember dengan berbagai program seperti kegiatan mitigasi berbasis lahan dalam kerangka ICCTF (Indonesia Climate Change Trust Fund) Project, KKN Tematik Buruh Migran, KKN Tematik Stunting dan KKN tematik SDGs yang program LP2M Universitas Jember dll. Tipologi desa pinggir hutan dengan masyarakat yang sebagian besar bermata pencaharian petani hutan dan petani lahan kering menjadi karakter tersendiri. Selain itu desa Wonoasri juga dikenal sebagai salah satu kantong buruh migran di kabupaten Jember.

Kegiatan FGD dilaksanakan  pada Rabu, 26 September 2018 di Balai Desa Wonoasri, dimulai dengan penjelasan dari kepala desa Wonoasri Bapak Sugeng Priyadi tentang maksud tim Keris SDGs dan dilanjutkan dengan penjelasan mekanisme FGD oleh tim. Peserta FGD meliputi perwakilan kelompok masyarakat di desa yang memiliki pengetahuan tentang desa Wonoasri sehingga secara singkat dapat memprediksi kondisi desa dan target pencapaian tujuan pembangunan berkelanjutan. Kelompok masyarakat yang terlibat aktif dalam diskusi adalah pengurus BUMDES Dana Asri Sejahtera, Kelompok Desa Tangguh Bencana (Destana), Kelompok Desbumi (Desa Buruh Migran) Srikandi Wonoasri, Karang Taruna Tunas Bangsa, Pokdarwis (Kelompok Sadar Wisata), pengurus Griya Asih, pengurus Kelompok Usaha Bersama (KUBE) Batik Warna Alam, KUBE Camilan Khas Wonoasri, KUBE minumal Herbal, LMDHK (Lembaga Masyarakat Desa Hutan Konservasi) Wono Mulyo, perwakilan Resort Wonasri Balai Taman Nasional Meru Betiri juga turut memberikan masukan terkait dengan kondisi lingkungan hutan.

Sejumlah tujuan SDG’s yang terdiri dari 4 pilar yaitu pilar sosial, ekonomi, lingkungan dan tata kelola, dirangkum dalam kuisioner dengan pertanyaan terstruktur dengan metode skoring dan AHP (Analytical Hierarchy Process). Indikator SDGs yang diukur antara lain: (1) tanpa kemiskinan (2) tanpa kelaparan (3) kehidupan sehat dan sejahtera (4) Pendidikan berkualitas (5) Mencapai kesetaraan gender (6) Menjamin ketersediaan air bersih dan sanitasi (7) Menjamin akses terhadap sumber energi yang bersih dan terjangkau (8) pekerjaan layak dan pertumbuhan ekonomi (9) industri,inovasi dan infrastruktur; (10) berkurangnya kesenjangan; (11) kota dan permukiman yang berkelanjutan; (12) Pola konsumsi dan produksi yang bertanggung jawab (13) penanganan perubahan iklim; (15) ekosistem daratan dan (16) perdamaian,keadilan dan kelembagaan yang tangguh. Indikator yang kurang cocok bagi desa Wonoasri adalah (14) ekosistem laut, sehingga pertanyaan ini tidak termasuk dalam daftar. Hasil FGD akan dianalisis dan menjadi bahan untuk Seminar Nasional “Agribusiness for SDGs” di IPB dan penyusunan buku Profil Desa Menuju Pembangunan Berkelanjutan di Kabupaten Jember.