REKTOR UNIVERSITAS JEMBER MEMBUKA KULIAH PERDANA DAN MERESMIKAN PRODI MULTIDISIPLIN

Rektor UNEJUniversitas Jember memiliki dua Prodi baru yang termasuk dalam kategori multidisplin, yang dalam pengelolaannya di bawah naungan Program Pascasarjana Universitas Jember secara langsung. Kedua Prodi baru tersebut diharapkan mampu berperan dan menjadi Prodi unggulan di ruang lingkup Universitas Jember, khususnya pada Program Pascasarjana.

Rektor Universitas Jember dalam sambutannya pada pembukaan kuliah perdana dan peresmian Prodi multidisiplin S2 Bioteknologi dan S2 Ilmu Kesehatan Masyarakat, Hari Kamis Tanggal 18 Februari 2016 di Aula Lantai III Gedung Mas Soerachman Universitas Jember, menjelaskan dua prodi baru multidisplin diharapkan mampu menjawab tantangan perkembangan zaman baik dilingkungan Universitas Jember ataupun di lingkungan masyarakat, Rektor Universitas Jember juga menambahkan bahwa Prodi multidisplin harus lebih Unggul dalam pengembangan IPTEKS Berwawasan Lingkungan, Bisnis dan Pertanian Industrial. Dan sesuai perkembangan dunia pendidikan.

Tak hanya itu, pada Kuliah Perdana dan peresmian dua Program Studi Multidisplin Program Pascasarjana Universitas Jember juga menghadirkan dua pembicara dari dalam dan luar negeri. Kedua pembicara tersebut terbagi dari dua sesi, sesi pertama membahas tentang perkembangan penelitian bioteknologi dengan pembicara Tatsuo Sugiyama salah satu profesor di Sekolah Pertanian, Departemen Terapan Ilmu Biologi universitas Nagoya, dan sebagai penasihat pusat ilmu pengetahuan tanaman. Profesor kelahiran 1937 di Nagoya, Japan dalam pemaparannya menjelaskan dengan menggunakan bahasa inggris, memaparkan tentang enzim melalui Fisiologi.

Sedangkan pada sesi kedua menghadirkan dr. Mahmud Ghaznawie, SpPA(K), Ph.D seorang dokter patologi dari Fakultas Kedokteran Unhas dan diperbantukan sebagai dekan Fakultas kedokteran UNISMUH Makasar. Dosen kelahiran Yogyakarta 1951, memaparkan tentang Mengembangkan Penelitian Kesehatan Masyarakat, dr. Mahmud yang juga peneliti tentang sel / jaringan menjelaskan bahwa dalam pandangan keilmuan suatu penelitian memiliki banyak perbedaan, dokter Mahmud mencontohkan Beda penelitian S1, S2 dan S3.  Berbagai aspek tersebut dr. Mahmud menambahkan dalam perkembangan penelitian kesehatan masyarakat harus mampu Memprediksi bidang kesehatan, Pengaruh globalisasi terhadap kesehatan, Pengaruh desentralisasi, Keunikan kondisi Indonesia, Masalah kesehatan kepulauan.  Mahmud Ghaznawie menegaskan dalam suatu penelitian harus lebih terarah dan dipertegas sesuai kebutuhan daerah. “Penelitian hendaknya sesuai dengan kebutuhan dan untuk mengatasi masalah lokal Perlu kerjasama Perguruan Tinggi dengan Balitbangkes Daerah untuk membuat Road Map penelitian KesMas di Perguruan Tinggi, InsyaAllah Unej menjadi solusi bagi daerahnya. Pungkasnya”, pungkasnya.(YSK)

Fotografer: (YSK)