Kegiatan penelitian lapang mahasiswa Strata dua Ilmu Kesehatan Masyarakat peminatan Epidemiologi 2015 angkatan pertama (Kamis, 27 Oktober 2017) dengan pengambilan data menggunakan sistim sampling random di 3 tempat terpisah antara lain Puskesmas Banjarsengon, Puskesmas Patrang, SMP Negeri 7 Jember dengan jumlah surveiyor sebanyak 13 orang mahasiswa.
Sampel tersebut menggunakan data jumlah pasien atau siswa yang terdapat pada masing-masing sampel yang telah ditentukan dan diduga terdapat wabah penyakit. Menurut Kustin, S.KM. Mahasiswa Magister Ilmu Kesehatan Masyarakat Universitas Jember, “acara ini bertujuan untuk mengidentifikasi dimana dalam suatu wilayah tersebut diduga banyak ditemukan kasus campak”, ujarnya.
Mahasiswa peminatan Epidomelogi ini juga menjelaskan disamping sebagai pemantauan juga sebagai pemantapan ilmu. Karena menurutnya Epidemiologi adalah ilmu yang mempelajari pola kesehatan dan penyakit serta fakor yang terkait di tingkat populasi.
Kustin juga menambahkan “penelitian kesehatan masyarakat ini menginformasikan kepada pihak terkait berbasis bukti (eveidence based medicine) untuk mengidentifikasikan faktor risiko penyakit serta menentukan pendekatan penanganan yang optimal untuk praktik klinik dan untuk pendekatan preventif”.
Menurutnya “Sebenarnya ini adalah kegiatan riil aplikasi di lapangan dari mata kuliah manajemen kejadian luar biasa dan bencana pada peminatan Epidemoiologi”.
Mahasiswa Strata Dua IKM ini juga menjabarkan bahwa kegiatan ini bekerjasama dengan dinas Kesehatan Jember bagian P2PL atau Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan dan bagian P2PM atau Pengendalian dan pemberantasan penyakit menular, yang langsung di manajeri oleh Irma Prasetyowati S.KM., M.Kes selaku Dosen Epidemiologi .
Kustin menjelaskan dari tujuan kegiatan Mahasiswa Epidemologi yang bekerja sama dengan pihak terkait dipandu dosen Magister Kesehatan Masyarakat Universitas Jember ini untuk menghentikan penyakit menular yang ada dimasyarakat.
“ Tujuan dan fungsi kegiatan adalah karena penyakit menular maka harus segera di hentikan dan segera mengambil tindakan atau diputus rantai penularannya dengan sesegera mungkin menemukan kasus atau penderita”, katanya
“Supaya tidak menyebar dan menjadi wabah”, tambahnya.
Salah satu mahasiswa yang tidak mau menyebut namanya juga menuturkan kegiatan yang cukup bagus untuk mengetahui proses surveilans Epidemiologi.
“Menurut saya kegiatan ini sangat bagus dan aplikatif sekali sehigga kita sebagai mahasiswa tidak hanya tahu teori tetapi kita tahu bagaimana kejadian di lapangan sehigga bisa mengetahui bagaimana proses surveilans Epidemiologi” katanya.
Senada dengan hal tersebut Kustin juga mengatakan ”Epidemiologi itu adalah kunci dari seorang kesehatan masyarakat, dengan kita tahu kondisi lapangan, kita bisa menggali faktor penyebab sehigga bisa kita tingkatkan kegiatan promotif dan preventif”, katanya.
“ Untuk kasus yang ada karena campak merupakan PD3I yaitu penyakit yang dapat di cegah dengan imunisasi sehingga dengan kegiatan ini bisa kita tingkatkan upaya promotif dan preventif yakni kegiatan imunisasi itu sendiri, karena kebanyakan masyarakat masih takut dengan kegiatan imunisasi”, tambahnya
Dari catatan Kustin Penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi yang selanjutnya di singkat dengan PD3I adalah salah satu Program Nasional yang indikator keberhasilannya tergantung dari kabupaten/kota untuk menggerahkan desa-desanya agar dapat mencapai UCI (Universal Child Immunization) yaitu cakupan imunisasi harus mencapai diatas 80% dari seluruh sasaran populasinya.
Kustin juga memaparkan manfaat lainnya adalah kita bisa tahu riwayat imunisasi yang mereka dapatkan lengkap atau tidak sehingga ini bisa menjadi masukan ke Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota dan Propinsi jika imunisasi yang mereka dapatkan tidak atau belum lengkap, Karena harapannya seluruh anak bayi dan balita bisa mendapatkan imunisasi secara lengkap.(ysk)