Universitas Jember Gencar Untuk Memediasi Dan Memberikan Sarana Seluruh Kegiatan Yang Berhubungan Dengan Kesehatan Jantung.

14518555_10206807000006182_524421676_n

Jember, 30 September 2016

Tanggal 29 September ditetapkan sebagai hari jantung sedunia,  mengapa sampai diperingati, bahkan  sampai di kampanyekan juga, apakah sangat membahayakan hingga menyebabkan kematian terbanyak di dunia, begitu ungkapan yang mungkin akan melekat pikiran kita.

Serangan jantung, secara medis disebut infark miokard, adalah kondisi di mana pasokan darah menuju ke jantung terhambat, gangguan aliran darah ke jantung ini bisa merusak atau menghancurkan otot jantung dan bisa berakibat fatal

dr. Rosita Dewi, Dosen Fakultas Kedokteran Universitas Jember menjelaskan “ penyakit jantung merupakan penyebab kematian nomor satu di dunia. Hasil Riset Kesehatan Dasar tahun 2013 menyatakan bahwa prevalensi penyakit jantung koroner di Indonesia berdasarkan diagnosis dokter/gejalanya adalah sebesar 1,5% atau diperkirakan sekitar 2.650.340 orang” .

Dari beberapa kejadian yang dijelaskan kepada sebagai dosen, Rosita Menambahkan “prevalensi penyakit gagal jantung berdasarkan diagnosis dokter/gejalanya adalah sebesar 0,3% atau diperkirakan sekitar 530.068 orang”, imbuhnya.

Senada dengan hal itu, dr. Irma Zakina, Mahasiswa Magister Ilmu Kesehatan Masyarakat, dalam artikelnya menjelaskan bahwa,

“Menurut Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, setiap tahunnya lebih dari 36 juta orang meninggal dunia karena penyakit tidak menular. Secara global, kematian nomor satu dari penyakit tidak menular, yaitu penyakit kardiovaskular (penyakit jantung dan pembuluh darah) antara lain: penyakit jantung koroner, hipertensi, stroke, dan juga gagal jantung”.

Rosita juga menjelaskan tentang faktor resiko dan modifikasi turunan yang terjadi kepada pasien atau calon pasien penyakit jantung.

“Faktor risiko yang dapat dimodifikasi antara lain obesitas, kadar lemak darah yang tinggi, diabetes, tekanan darah yang tinggi, dan kebiasaan merokok sedangkan faktor risiko yang tidak dapat dimodifikasi antara lain umur lebih dari 45 tahun, jenis kelamin laki-laki, dan adanya riwayat penyakit jantung dalam keluarga. Dari faktor risiko tersebut, kita dapat melakukan upaya pencegahan dengan meminimalkan faktor risiko yang dapat dimodifikasi, yaitu menerapkan pola makan yang sehat agar kadar lemak, gula darah, dan tekanan darah terkontrol dengan baik, tidak merokok, dan berolah raga teratur”, ungkapnya.

Disela sela kuliah mahasiwa Magister Bioteknologi Program Pascasarjana Universitas Jember ini menambahkan, Dari faktor resiko tentang penyakit jantung tersebut dapat diminimalisir atau bahkan dapat dicegah  dengan pendeteksian dini terhadap diri pasien.

“ kita dapat melakukan upaya pencegahan dengan meminimalkan faktor resiko yang dapat dimodifikasi, yaitu menerapkan pola makan yang sehat agar kadar lemak, gula darah, dan tekanan darah terkontrol dengan baik, tidak merokok, dan berolah raga teratur. Dianjurkan pula agar kita memeriksakan tekanan darah dan gula darah secara berkala”, katanya.

Dosen sekaligus mahasiswa yang aktif mempromosikan kegiatan sosial jantung sehat ini mengatakan bahwa di Universitas Jember Telah Gencar Untuk Memediasi Dan memberikan sarana seluruh kegiatan yang berhubungan dengan kesehatan jantung.

Dokter berputra satu  ini  mencontohkan dengan kebijakan pejabat rektorat membebaskan masyarakat untuk berolah raga pagi, siang maupun sore sambil menikmati suasana, merileksasi dan menghirup udara sepuas-puasnya di sekitaran kampus yang hijau di satu sisi sebagai ajang promosi tentang Universitas Jember di satu sisi sebagai sarana rekreasi gratis.

Sebagai Civitas Akademika Universitas Jember, Ibu muda kelahiran Situbondo tahun 1984 ini juga gencar  mengajak seluruh elemen masyarakat untuk menjaga dan mempromosikan jantung sehat.

“Sebagai Civitas Akademika di Universitas Jember, kita harus berpartisipasi dalam upaya mempromosikan jantung sehat. Bentuk kegiatan yang dapat dilakukan antara lain menyelenggarakan kegiatan olah raga (Jumat sehat) secara rutin di lingkup Universitas Jember, melakukan penyuluhan dan pemeriksaan kesehatan jantung berkala di lingkup Universitas Jember dan masyarakat sekitar”. Katanya.(YSK)