Merck Indonesia (perusahaan farmasi) bersama International Institute for Life-Sciences (i3L) menginisasikan kompetisi riset Merck – i3L Indonesia Life Sciences Award sebagai bentuk apresiasi para ilmuwan Indonesia yang melakukan riset mengenai life science (ilmu hayati), terutama bagi ilmuwan yang telah mengabdikan ilmunya untuk kemaslahatan masyarakat.
Tujuan dari kompetisi ini adalah untuk meningkatkan kesadaran ilmuwan akan pentingnya ilmu hayati dan menemukan sebuah terobosan ilmu baru atau ide-ide guna memecahkan masalah kesehatan, pertanian, dan lingkungan di Indonesia. Kompetisi Merck-i3L Indonesia Life Science Award ini pertama adalah seleksi ringkasan penelitian pada akhir September 2016 yang partisipasinya adalah seluruh lembaga riset dan institusi akademisi di Indonesia.
Dari seleksi tersebut, akhirnya terpilih finalis yang akan mempresentasikan poster dan melakukan oral presentation di hadapan para juri yang salah satunya adalah ketua lembaga riset Eijkman, Prof. Amin Soebandrio, MD, Ph.D.
Akhir september 2016 Widhi Dyah Sawitri, S.Si., M. Agr., Ph.D. Dosen Program Studi Magister Bioteknologi Program Pascasarjana Universitas Jember berkesempatan untuk mengikuti kompetisi ini dan akhirnya lolos di seleksi awal, kemudian mewakili Universitas Jember lanjut ke tahap finalis yang seleksinya tanggal 23 November 2016, di Kampus The Indonesia International Institute for Life Sciences (i3L), Jakarta Timur.
Widhi mengikuti kompetisi ini masuk dalam riset kategori “Food security (agriculture) and nutrition” dengan judul “Functional role of removing N-terminal domain results in enhanced sugarcane Sucrose Phosphate Synthase activity”. Inti dari riset yang dikompetisikan adalah menemukan strategi baru dalam meningkatkan aktifitas enzim Sucrose Phosphate Synthase (protein yang bertanggung jawab dalam sintesis sukrosa pada tanaman) melalui pendekatan protein engineering/rekayasa protein.
Widhi mengatakan “Riset ini kedepannya akan mengarah ke genome editing dimana untuk merakit produk rekayasa genetik tidak lagi dengan memasukkan gen asing ke dalam organisme, tetapi merekayasa/mendesain ulang DNA genomik di dalam organisme tersebut sehingga organisme yang dikembangkan bukan lagi dalam kategori GMO (genetic modified organism)”.
“ Melalui strategi ini tujuan yang diharapkan adalah dapat meningkatkan rendemen gula tinggi pada tebu. Riset penelitian ini mendapat support dari Penelitian Riset Pembinaan Doktor Baru Non-PNS, Kemenristek Dikti melalui Penelitian Unggulan Perguruan Tinggi (PUPT), dan kolaborasi dengan Institute for Protein Research, Osaka University”, ungkapnya.
Kompetisi ini sangat ketat, karena banyak Guru Besar dan Peneliti Muda yang berasal dari universitas swasta maupun negeri seperti UI, IPB, Unpad, Universitas Brawijaya, LIPI, UGM yang ikut berpartisipasi.
Hasil akhir dari finalis yang telah melakukan presentasi di kampus International Institute for Life-Sciences (i3L), Jakarta Timur diputuskan pemenang pertama adalah Guru Besar dari Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya, Prof. dr. Loeki Enggar Fitri dengan riset penelitian mendesain obat yang ada dalam senyawa antibiotik Streptomycin sebagai obat penyakit malaria.
“Pengalaman setelah melakukan kompetisi ini adalah dalam melakukan riset penelitian dengan tema yang besar diperlukan kolaborasi riset baik dengan institusi dalam negeri maupun luar negeri dan diperlukan adanya multidisiplin ilmu. Seperti dalam riset mendesain obat, tidak hanya yang bidang farmasi saja, melainkan kedokteran, biologi, kimia, pertanian pun dapat ikut berkolaborasi dalam riset tersebut”,tuturnya. (hr/dy)